Program Konservasi Hiu dan Pari
Sekitar 100 juta individu hiu dan pari dibunuh setiap tahunnya, dengan beberapa populasi diketahui telah menurun hingga 95% (WWF, 2021). Pada 2021, IUCN (Union for Conservation of Nature and Natural Resources atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam) menunjukan bahwa subkelas Elasmobrancii merupakan kelompok hewan paling terancam kedua setelah Amphibia, dengan 36% dari keseluruhan spesies yang diketahui terancam kepunahan. Sama halnya dengan hiu, pari juga termasuk kedalam jenis Elasmobrachii yang merupakan kelompok ikan bertulang rawan yang penting dan memiliki nilai komersial tinggi.
Sebagai salah satu pusat keanekaragaman, Indonesia juga merupakan pusat ancaman bagi populasi hiu dan pari, dan dikenal sebagai salah satu Prioritas Manajemen dan Konservasi Hiu dan Pari. Adanya 221 spesies yang ditemukan, menjadikan Indonesia sebagai negara kedua dengan keanekaragaman spesies hiu dan pari tertinggi setelah Australia.
Sebagai upaya dalam menjaga populasi dan habitat penting Hiu dan Pari, Yayasan WWF melakukan upaya konservasi melalui strategi-strategi, sebagai berikut:
- Mendukung Pemerintah Nasional maupun Daerah, juga dalam upaya mematuhi resolusi dan konvesi global dalam pengelolaan sumber daya alam Hiu dan Pari yang Lestari;
- Melaksanakan riset terkait tren hasil tangkap pada lokasi-lokasi yang telah teridentifikasi adanya aktivitas penangkapan dan pemanfaatan komoditas maupun produk turunan dari hiu dan pari;
- Melaksanakan proyek riset untuk mengidentifikasi habitat kritis dan ancaman populasi spesies spesies prioritas, sebagai upaya pemulihan populasi terancam dan dilindungi.
- Meningkatkan penyadartahuan masyarakat umum melalui program kampanye dan peningkatan kapasitas untuk meningkatan keterlibatan publik dalam mengurangi pemanfaatan hiu dan pari sebagai spesies laut terancam dilindungi yang berperan penting dalam kesehatan ekosistem laut, dan kesejahteraan masyarakat pesisir yang bergantung kepadanya.
- Perlindungan habitat penting hiu dan pari melalui upaya advokasi dan rekomendasi dan dukungan pemanfaatan ekonomi berkelanjutan melalui pariwisata bertanggung jawab (refer ke signing blue)